Cari Blog Ini

Minggu, 13 Februari 2011

PRESTASI BELAJAR OLAH RAGA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal ini termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan geraknya. Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kian banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan dijelajahi. Kian baik pula kualitas pertumbuhannya.

Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadiannya kelak.

1

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.

Peranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan.

Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedang tiba pada masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat melakukan pendekatan-pendekatan terhadap murid. Pendekatan yang dilakukan guru haruslah menyenangkan siswa sehingga siswa dapat belajar dengan penuh semangat.

Adanya ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam KTSP untuk jenjang SD/MI sebenarnya sangat membantu pengajar pendidikan jasmani dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan siswa. Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), pendidikan luar kelas, dan kesehatan.

Dari beberapa aspek di atas, senam merupakan olahraga yang perlu penanganan khusus di usia dini agar siswa dapat melakukan gerakan-gerakan senam dengan sempurna. Dalam olahraga senam dibutuhkan kelenturan dan kelentukan yang tidak bisa dengan mudah diajarkan jika anak sudah menginjak remaja bahkan dewasa. Oleh karena itu, pembelajaran senam di sekolah dasar harus benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar melalui Pendekatan Kontruktivistik Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Materi Senam Ketangkasan Headstand (Studi pada Siswa Kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Semester Genap Tahun Pelajaran 2008/2009).

B. Identifikasi Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Meskipun pendidikan jasmani menawarkan kepada anak untuk bergembira, kenyataannya beberapa siswa masih enggan untuk mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. Banyak alasan yang mereka sampaikan, mulai dari pura-pura sakit, capek, sampai pada keluhan tidak kuat berolahraga dan sebagainya.

Oleh karena itu, seorang guru penjas harus dapat melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa mau mangikuti pelajaran pendidikan jasmani tanpa harus merasa minder dan mengeluh capek dan sakit.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar substansi penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini:

1. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada penggunaan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo semester genap tahun pelajaran 2008/2009.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo semester genap tahun pelajaran 2008/2009?

2. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo semester genap tahun pelajaran 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah penggunaan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo semester genap tahun pelajaran 2008/2009.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo semester genap tahun pelajaran 2008/2009 setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Guru
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba melakukan pendekatan-pendekatan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara kekeluargaan dan menyenangkan.

2. Siswa
Dengan dilakukannya pendekatan-pendekatan yang baik oleh guru, siswa dapat belajar tanpa adanya perasaan takut.

3. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan proses pembelajaran.

G. Definisi Operasional

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

2. Pendekatan Kontruktivistik

Pendekatan kontruktivistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa ditempatkan sebagai subyek yang akan menentukan jalannya proses belajar mereka sendiri. Siswa ditempatkan pda lingkungan belajar yang bebas. Oleh karena itu, kebebasan merupakan unsure yang sangat esensial dalam pendekatan ini

Pendekatan kontruktivistik juga mendorong siswa untuk memaknai sendiri gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan mereka. Tentunya akan terdapat makna-makna yang berbeda dari setiap individu siswa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.

9

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah istilah baru dari Pendidikan Jasmani yang berlaku seiring perubahan keurikulum pendidikan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Pedoman Penyusunan KTSP, 2007 : 162).

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat (Pedoman Penyusunan KTSP, 2007 : 162).

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang (Pedoman Penyusunan KTSP, 2007 : 163).

B. Materi Pembelajaran Senam Ketangkasan Headstand

Headstand merupakan sikap-sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan ditopang oleh kedua kaki (Muhadjir, 2007:114).

Untuk dapat melakukan headstand dengan baik, dibutuhkan latihan yang berkesinambungan. Sebelum dapat melakukan sendiri, siswa yang akan melakukan headstand perlu berlatih dengan bantuan guru atau teman lainnya.

Bentuk-bentuk latihan headstand dengan bantuan guru atau teman ialah sebagai berikut: (Muhadjir, 2007:114-115)

1. Memberikan bantuan cara pertama

Cara melakukannya ialah sebagai berikut:

a. Dengan mengangkat dan menarik panggul siswa

b. Pembantu (guru atau teman) berada di sepan

c. Kedua tangan menopang pada matras atau lantai

2. Memberikan bantuan cara kedua

Cara melakukannya ialah sebagai berikut:

a. Menopang pinggul (bagi yang dapat memindahkan pinggul ke depan)

b. Pembantu (guru atau teman) berada di sepan

c. Kepala menempel pada matras atau lantai

d. Kedua tangan menopang pada matras atau lantai

3. Memberikan bantuan cara ketiga

Cara melakukannya ialah sebagai berikut:

a. Memegang dan menahan kedua kaki, pegang pada ujung pergelangan kaki dan belakang paha atau pinggul

b. Pembantu (guru atau teman) berdiri di sisi atau di depan siswa yang melakukan latihan

c. Kepala menempel pada matras atau lantai

d. Kedua tangan menopang pada matras atau lantai

4. Variasi latihan

Bentuk lain dari macam-macam latihan ini adalah dengan kedua siku diluruskan.

C. Pendekatan Kontruktivistik

Pendekatan kontruktivistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa ditempatkan sebagai subyek yang akan menentukan jalannya proses belajar mereka sendiri. Siswa ditempatkan pda lingkungan belajar yang bebas. Oleh karena itu, kebebasan merupakan unsure yang sangat esensial dalam pendekatan ini

Pendekatan kontruktivistik juga mendorong siswa untuk memaknai sendiri gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan mereka. Tentunya akan terdapat makna-makna yang berbeda dari setiap individu siswa.

Berikut ini adalah cirri-ciri model pembelajaran dengan pendekatan konstuktivisyik:

1. Pandangan tentang pengetahuan, belajar dan mengajar

- Pengetahuan bersifat non-objektif, temporer, dan selalu berubah

- Belajar adalah pemaknaan pengetahuan

- Mengajar adalah menggali makna

2. Mind berfungsi sebagai alat menginterpretasi sehingga muncul makna yang unik

3. Siswa bisa memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan yang dipelajari

4. Segala sesuatu bersifat temporer, berubah, dan tidak menentu, serta tanpa aturan yang mengikat

5. Siswa dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas. Oleh karena itu, kebebasan merupakan unsur yang sangat esensial

6. Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai

7. Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan. Oleh karena itu, kontrol belajar dipegang oleh siswa

8. Tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata

9. Strategi pembelajaran:

- Penggunaan pengetahuan secara bermakna

- Mengikuti pandangan siswa

- Aktivitas belajar dalam konteks nyata

- Menekankan pada proses

10. Evaluasi:

- Penyusunan makna secara aktif

- Menuntut pemecahan ganda

- Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar

D. Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian di dalam bahasa Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan di dalam berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai kemampuan, keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok” (Syamsul Bahri Djamarah, 1994 : 19)

Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.

Menurut Gagne, prestasi belajar dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori yaitu :

1. Keterampilan intelektual

2. Informasi verbal

3. Strategi kognitif

4. Keterampilan motorik

5. Sikap (Gagne Briggs, op. cit, p. 44)

Menurut Syaefudin Azwar, “prestasi belajar adalah performa maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan atau telah dipelajari” (Syaiful Azwar, 1988 : 8)

Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar atau yang sering disebut prestasi belajar diartikan suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang dalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari atau kegiatan yang dilakukan.

E. Hipotesis

Dari uraian di atas hipotesis penelitiannya adalah melalui pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand dengan pendekatan kontruktivistik akan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo dengan alamat Kelurahan Sukabumi Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Maret 2009 sampai tanggal 24 Maret 2009. Adapun jadwal pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

- Tanggal 17 Maret 2009 : pelaksanaan siklus I

- Tanggal 24 Maret 2009 : pelaksanaan siklus II

B. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I-VI SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo tahun pelajaran 2008/2009.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Sukabumi I Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo Probolinggo tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 52 anak.

16


C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II merupakan modifikasi dari tindakan yang diberikan pada siklus I dengan memperhatikan hasil evaluasi.

Adapun siklus dari penelitian tindakan kelas ini dapat ditunjukkan pada bagan di bawah ini (Suharsimi Arikunto, 2007 : 9) :


1. Siklus I

a. Tahap Persiapan

- Menidentifikasi dan menganalisis masalah

- Menyiapkan program pembelajaran (RPP)

- Menyiapkan sarana dan prasarana (lapangan, ruang kelas, matras)

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan ini dilaksanakan proses pembelajaran senam ketangkasan headstand dengan pendekatan kontruktivistik, dimana siswa diberi kebebasan menentukan cara berlatih, pasangan teman dan lainnya dengan tetap diawasi oleh guru.

Dalam proses pembelajaran ini, guru tidak berperan sebagai pemimpin proses belajar, melainkan sebagai fasilitator yang menjamin kelangsungan proses pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan dan Evaluasi

- Melakukan pengamatan terhadap proses belajar siswa

- Memberikan evaluasi

d. Tahap Refleksi

- Menganalisis hasil dari pengamatan dan evaluasi

- Merefleksi hasil dari pengamatan dan evaluasi

- Menyiapkan rencana siklus II

2. Siklus II

a. Tahap Persiapan

- Menidentifikasi dan menganalisis masalah

- Menyiapkan program pembelajaran (RPP)

- Menyiapkan sarana dan prasarana (lapangan, ruang kelas, matras)

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahapan ini dilaksanakan hal yang sama pada siklus I. Hanya saja, pada siklus II ini lebih terfokus pada peningkatan kualitas gerak siswa.

c. Tahap Pengamatan dan Evaluasi

- Melakukan pengamatan terhadap proses permainan

- Memberikan evaluasi

d. Tahap Refleksi

- Menganalisis hasil dari pengamatan dan evaluasi

- Merefleksi hasil dari pengamatan dan evaluasi

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Tes Pemahaman Konsep

2. Tes Kinerja

3. Observasi sikap dan kepribadian

E. Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam keseluruhan siklus yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Sedangkan teknik analisis datanya adalah dengan membandingkan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II. Selain itu, nilai siswa juga dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu: kurang berhasil, cukup berhasil, berhasil, dan sangat berhasil.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dilakukan peneliti dengan memanfaatkan beberapa tempat di dalan dan luar kelas. Adapun pertemuan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam satu pertemuan dengan diadakan evaluasi pada akhir siklus.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa pada awalnya siswa kesulitan melakukan headstand. Banyak siswa merasa takut melakukan headstand. Namun, setelah mendapatkan bimbingan bantuan dari guru, mereka akhirnya berani dan bisa melakukan headstand. Sedangkan dari hasil refleksi diperoleh bahwa siswa mulai bisa mengurangi rasa takut dan berani melakukan headstand apalagi dibantu oleh temannya. Evaluasi meliputi beberapa aspek, diantaranya pengetahuan konsep, kemampuan motorik (unjuk kerja), dan kepribadian. Hasil belajar siswa diperoleh rata-rata nilai 71,44, dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kriteria Keberhasilan Pembelajaran Siklus I

No

Nilai

Kriteria (%)

Kurang

Cukup

Berhasil

Sangat

Berhasil

Berhasil

Berhasil

( D )

( C )

( B )

( A )

1

00,00 - 60,00

0

0

-

-

-

2

60,01 - 70,00

30

-

47,69

-

-

3

70,01 - 80,00

22

-

-

42,31

-

4

80,01 - 100,00

0

21

-

-

-

0

Berdasarkan seluruh temuan selama siklus I, terdapat beberapa masukan untuk lebih baiknya kegiatan pada siklus II.

2. Hasil Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan mengacu pada perancanaan pembelajaran yang telah disusun dengan berbagai perubahan mengingat dan mempertimbangkan berbagai masukan dari siklus I.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam satu pertemuan dengan diadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini juga dilakukan peneliti dengan memanfaatkan beberapa tempat di dalam dan luar kelas.

Berdasarkan hasil observasi, siswa semakin terbiasa dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan. Hal ini tampak pada antusiasme dan semangat para siswa terutama dalam praktek di lapangan.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa siswa merasa sangat senang dan nyaman dengan pembelajaran yang dilakukan dan mengharapkan agar model pembelajaran ini diterapkan lagi untuk pembelajaran selanjutnya. Adapun bagi guru, kegiatan yang dilakukan terasa efektif dan efisien baik dari sisi waktu maupun ketercapaian standar kompetensinya, serta peran guru sebagai fasilitator menjadi lebih baik. Adanya penilaian yang menyeluruh terasa semakin manusiawi dan mampu mengungkap kompetensi yang telah dicapai para siswa.

Kegiatan evaluasi pada siklus II juga meliputi beberapa aspek, diantaranya pengetahuan konsep, kemampuan motorik (unjuk kerja), dan kepribadian.

Hasil belajar siswa diperoleh rata-rata nilai 78,56, dengan demikian terjadi peningkatan rata-rata nilai pada siklus II ini. Berikut ini disajikan kriteria keberhasilan siswa, seperti yang terlihat pada tabel:

Tabel 4.2 Kriteria Keberhasilan Pembelajaran Siklus II

No

Nilai

Kriteria (%)

Kurang

Cukup

Berhasil

Sangat

Berhasil

Berhasil

Berhasil

( D )

( C )

( B )

( A )

1

00,00 - 60,00

0

0

-

-

-

2

60,01 - 70,00

4

-

7,69

-

-

3

70,01 - 80,00

38

-

-

63,08

-

4

80,01 - 100,00

10

-

-

-

19,23

Berdasarkan pengalaman dan hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran, terdapat masukan dari para siswa yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yakni digunakannya pendekatan dan metode pembelajaran seperti yang telah dilaksanakan pada pembelajaran-pembelajaran materi berikutnya.

3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Perbandingan hasil belajar siswa antara siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata kelas dari 71,44 pada siklus I menjadi 78,56 pada siklus II, dengan perbandingan prosentasi keberhasilan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

Nilai

Kriteria

Siklus I

Siklus II

Jumlah

%

Jumlah

%

00,00 - 60,00

D

0

0

0

0

60,01 - 70,00

C

30

47,69

4

7,69

70,01 - 80,00

B

22

42,31

38

73,08

80,01 - 100,00

A

0

0

10

19,23

B. Pembahasan

Penggunaan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan materi senam ketangkasan headstand ternyata sangat membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan peran guru sebagai fasilitator terlaksana dengan sangat baik. Selain itu, suasana pembelajaran lebih fokus ke materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam pembelajaran ini menunjukkan hasil bahwa siswa sangat berminat, munculnya motivasi tim, kreativitas siswa tersalurkan, guru dan siswa sama-sama aktif dan kreatif, siswa merasa senang karena dapat memanfaatkan sarana dan pra sarana, belajar lebih bermakna karena proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan..

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam ketangkasan headstand dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat diperlukan adanya pendekatan-pendekatan yang positif kepada siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hendaknya banyak melakukan pendekatan terhadap siswa pada proses pembelajaran

2. Pengajar sebaiknya dapat membuat model ataupun modifikasi pembelajaran dengan pendekatan-pendekatan yang positif dan variatif.

25


DAFTAR PUSTAKA

Azwar Syaiful. 1988. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogjakarta. Pustaka Pelajar.

Degeng, I Nyoman S. 2005. Teori Pembelajaran I. Malang. Universitas Kanjuruhan

Degeng, I Nyoman S. 2005. Teori Pembelajaran I. Malang. Universitas Kanjuruhan

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas, 2003, Undang-Undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas

Muhadjir, 2007, Bugar Jasmaniku, Bekasi: Ganeca Exact

Ngalim Purwanto. M, 2003, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktik, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Roji, 2004, Pendidikan Jasmani, Jakarta : Erlangga

Winata Putra Udin, 1994, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka

Wahyono, Hari. 2005. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Universitas Kanjuruhan

26


Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(SIKLUS I)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Standar Kompetensi : 8. Mempraktikkan berbagai bentuk senam ketangkasan dengan koordinasi yang baik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar : 8.1. Mempraktikkan sebuah rangkaian gerak senam ketangkasan dengan konsisten, tepat, dan koordinasi yang baik serta nilai keselamatan, disiplin dan keberanian

Indikator :

8.1.1 Menjelaskan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan

8.1.2 Mendemonstrasikan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan

I. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan dengan benar

2. Siswa dapat mendemonstrasikan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan dengan benar

II. Materi Pokok : Aktivitas Senam (Headstand)

III. Metode : Pendekatan Kontruktivistik

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

A. Pendahuluan :

- Presensi, berdo’a

- Pemanasan ( stretching, jogging, senam )

B. Kegiatan Inti :

- Guru memberi pengarahan dan contoh peragaan

- Siswa mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh guru, yaitu:

1. Melakukan gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

2. Melakukan cara memberikan bantuan pada gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

C. Penutup :

- Evaluasi

- Pendinginan

- Berdo’a

V. Sumber dan Alat / Bahan Ajar

a. Sumber Belajar :

- Buku Bugar Jasmaniku Kelas V

b. Alat / Bahan Ajar

- Lapangan - Peluit - Matras

VI. Penilaian

Ø Tes Pemahaman Konsep

No.

Aspek Yang Dinilai

Skor

1.

Menjelaskan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan

1 – 5

Jumlah Skor Maksimal

5

Jumlah Skor Yang Didapat

Nilai = ----------------------------------------------- x 100

Jumlah Skor Maksimal

Ø Tes Kinerja

No.

Aspek Yang Dinilai

Skor

1.

2.

Mendemonstrasikan gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

Mendemonstrasikan cara memberikan bantuan pada gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

1 – 5

1 – 5

Jumlah Skor Maksimal

10

Jumlah Skor Yang Didapat

Nilai = ----------------------------------------------- x 100

Jumlah Skor Maksimal

Ø Tes Kepribadian

No.

Aspek Yang Dinilai

Skor

1.

2.

3.

Kesungguhan dalam beraktivitas

Mampu berbagi dengan teman

Bersikap sportif

1 – 5

1 – 5

1 – 5

Jumlah Skor Maksimal

15

Jumlah Skor Yang Didapat

Nilai = ----------------------------------------------- x 100

Jumlah Skor Maksimal

Ø Nilai Akhir

Nilai Tes Pemahaman Konsep + Nilai Kinerja + Nilai Kepribadian

NA = -----------------------------------------------------------------------------------

3

Mengetahui, Probolinggo, 17 Maret 2009

Kepala Sekolah Guru Penjasorkes

Dra. NINIEK SUDARMI FITRI ARIYANI, S.Pd.

NIP. 130 844 760 NIP. 131 444 932

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(SIKLUS II)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

Standar Kompetensi : 8. Mempraktikkan berbagai bentuk senam ketangkasan dengan koordinasi yang baik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar : 8.1. Mempraktikkan sebuah rangkaian gerak senam ketangkasan dengan konsisten, tepat, dan koordinasi yang baik serta nilai keselamatan, disiplin dan keberanian

Indikator :

8.1.1 Menjelaskan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan

8.1.2 Mendemonstrasikan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan

I. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan dengan benar

2. Siswa dapat mendemonstrasikan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan dengan benar

II. Materi Pokok : Aktivitas Senam (Headstand)

III. Metode : Pendekatan Kontruktivistik

IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

A. Pendahuluan :

- Presensi, berdo’a

- Pemanasan ( stretching, jogging, senam )

B. Kegiatan Inti :

- Guru memberi pengarahan dan contoh peragaan

- Siswa mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh guru, yaitu:

1. Melakukan gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

2. Melakukan cara memberikan bantuan pada gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

C. Penutup :

- Evaluasi

- Pendinginan

- Berdo’a

V. Sumber dan Alat / Bahan Ajar

a. Sumber Belajar :

- Buku Bugar Jasmaniku Kelas V

b. Alat / Bahan Ajar

- Lapangan - Peluit - Matras

VI. Penilaian

Ø Tes Pemahaman Konsep

No.

Aspek Yang Dinilai

Skor

1.

Menjelaskan bentuk-bentuk latihan senam ketangkasan

1 – 5

Jumlah Skor Maksimal

5

Jumlah Skor Yang Didapat

Nilai = ----------------------------------------------- x 100

Jumlah Skor Maksimal

Ø Tes Kinerja

No.

Aspek Yang Dinilai

Skor

1.

2.

Mendemonstrasikan gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

Mendemonstrasikan cara memberikan bantuan pada gerakan berdiri dengan kepala ( head stand )

1 – 5

1 – 5

Jumlah Skor Maksimal

10

Jumlah Skor Yang Didapat

Nilai = ----------------------------------------------- x 100

Jumlah Skor Maksimal

Ø Tes Kepribadian

No.

Aspek Yang Dinilai

Skor

1.

2.

3.

Kesungguhan dalam beraktivitas

Mampu berbagi dengan teman

Bersikap sportif

1 – 5

1 – 5

1 – 5

Jumlah Skor Maksimal

15

Jumlah Skor Yang Didapat

Nilai = ----------------------------------------------- x 100

Jumlah Skor Maksimal

Ø Nilai Akhir

Nilai Tes Pemahaman Konsep + Nilai Kinerja + Nilai Kepribadian

NA = -----------------------------------------------------------------------------------

3

Mengetahui, Probolinggo, 24 Maret 2009

Kepala Sekolah Guru Penjasorkes

Dra. NINIEK SUDARMI FITRI ARIYANI, S.Pd.

NIP. 130 844 760 NIP. 131 444 932

Lampiran 3

DAFTAR NILAI SIKLUS I







No.

Nama

Nilai Tes

Nilai

Pengetahuan

Kinerja

Kepribadian

Konsep

1

A. Romadhoni

60

65

70

65

2

Moh. Saifullah

65

60

70

65

3

Vivi Nurhafidin

65

70

75

70

4

Abdul Rochim

65

75

70

70

5

Arif Efendi

75

80

70

75

6

Aditya Dwi

65

80

80

75

7

Anggriani Putri

75

80

70

75

8

Aldi Mahesa

60

65

70

65

9

Ayu Qurrota

75

65

70

70

10

Alvin Nurcahya

65

75

70

70

11

Alvan Nurcahya

80

80

80

80

12

Abkar Yasin

75

80

70

75

13

Atikahmargi

70

80

75

75

14

Alvando Rahman

80

80

80

80

15

Bintang Nur

65

70

75

70

16

Bobby Wahyu

75

80

70

75

17

Bagus Alvianto

65

80

80

75

18

Danang

65

70

75

70

19

Dhimaz Pijar

80

75

70

75

20

Dimas Candra

60

70

65

65

21

Dixi Prastono

80

80

80

80

22

Fadilla Sukma

65

60

70

65

23

Hadvan Luzman

65

70

75

70

24

Hendy Eka

70

70

70

70

25

Igo Vicky

80

80

80

80

26

Indah Cahyo

65

70

75

70

27

Kiki Yustin

75

80

70

75

28

Maula Suranida

65

80

80

75

29

M. Fathur

70

80

75

75

30

Moch. Ismail

65

70

75

70

31

Maulana Haidir

60

65

70

65

32

Moch. Rosyid

65

60

70

65

33

Manis Dwi Yuli

60

65

70

65

34

M. Priyo

65

60

70

65

35

Novia Dian Sari

65

70

75

70

No.

Nama

Nilai Tes

Nilai

Pengetahuan

Kinerja

Kepribadian

Konsep

36

Nuraini Dwi

70

70

70

70

37

Nanda Meiryan

60

65

70

65

38

Resa Febriawan

70

80

75

75

39

Rian A. Hamid

65

70

75

70

40

Reynaldi Defri

75

80

70

75

41

Rizky Aditya

65

80

80

75

42

Rizky Fara

60

65

70

65

43

Riska Prafita

80

80

80

80

44

Rizky Ainullah

65

70

75

70

45

Satya Reddy

75

80

70

75

46

Umar Faruq

65

70

75

70

47

Virly Dinda

60

65

70

65

48

Widya Oktaviani

60

70

65

65

49

Winda Nurma

70

70

70

70

50

Zakiya Rahma

80

80

80

80

51

Omy Setiawan

65

70

75

70

52

Angga Dhuwi

75

80

70

75

Rata-rata

68,46

72,79

73,08

71,44













Lampiran 4

DAFTAR NILAI SIKLUS II







No.

Nama

Nilai Tes

Nilai

Pengetahuan

Kinerja

Kepribadian

Konsep

1

A. Romadhoni

70

75

80

75

2

Moh. Saifullah

75

80

85

80

3

Vivi Nurhafidin

70

80

75

75

4

Abdul Rochim

80

80

80

80

5

Arif Efendi

80

85

75

80

6

Aditya Dwi

70

85

85

80

7

Anggriani Putri

85

85

85

85

8

Aldi Mahesa

70

75

80

75

9

Ayu Qurrota

85

80

75

80

10

Alvin Nurcahya

75

85

80

80

11

Alvan Nurcahya

85

90

80

85

12

Abkar Yasin

80

85

75

80

13

Atikahmargi

80

80

80

80

14

Alvando Rahman

85

85

85

85

15

Bintang Nur

75

75

75

75

16

Bobby Wahyu

80

85

75

80

17

Bagus Alvianto

80

80

80

80

18

Danang

75

80

85

80

19

Dhimaz Pijar

85

80

75

80

20

Dimas Candra

70

70

70

70

21

Dixi Prastono

90

90

90

90

22

Fadilla Sukma

70

75

80

75

23

Hadvan Luzman

75

85

80

80

24

Hendy Eka

75

80

70

75

25

Igo Vicky

90

90

90

90

26

Indah Cahyo

70

80

75

75

27

Kiki Yustin

85

80

75

80

28

Maula Suranida

75

85

80

80

29

M. Fathur

80

80

80

80

30

Moch. Ismail

75

75

75

75

31

Maulana Haidir

70

70

70

70

32

Moch. Rosyid

65

75

70

70

33

Manis Dwi Yuli

70

75

80

75

34

M. Priyo

75

75

75

75

35

Novia Dian Sari

70

80

75

75

No.

Nama

Nilai Tes

Nilai

Pengetahuan

Kinerja

Kepribadian

Konsep

36

Nuraini Dwi

75

80

85

80

37

Nanda Meiryan

70

75

80

75

38

Resa Febriawan

70

80

75

75

39

Rian A. Hamid

70

80

75

75

40

Reynaldi Defri

85

85

85

85

41

Rizky Aditya

80

90

85

85

42

Rizky Fara

70

75

80

75

43

Riska Prafita

90

90

90

90

44

Rizky Ainullah

70

80

75

75

45

Satya Reddy

80

85

75

80

46

Umar Faruq

75

75

75

75

47

Virly Dinda

70

70

70

70

48

Widya Oktaviani

75

80

70

75

49

Winda Nurma

70

80

75

75

50

Zakiya Rahma

85

85

85

85

51

Omy Setiawan

75

75

75

75

52

Angga Dhuwi

85

85

85

85

Rata-rata

76,63

80,48

78,56

78,59














Tidak ada komentar:

Posting Komentar